Senin, 17 Mei 2010

Hidup Bersama Orang Lain...

Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran. (Amsal 17:17)


Pada 1973 Dr. Lisa Berkman dari Harvard School of Public Health melakukan penelitian kesehatan masyarakat. Penelitian ini dilaksanakan selama 9 tahun terhadap 7000 orang yang berusia 35-65 tahun. Mendapati bahwa orang yang kurang bersosialisasi dan kurang memiliki ikatan komunikasi hampir 3 kali berkemungkinan meninggal karena penyakit medis dan hal ini tidak ada hubungannya dengan merokok, alkohol, obesitas, dll. Dengan kata lain, ada hubungan erat antara ikatan sosial dan kesehatan seseorang.

Kita diajar oleh penulis Amsal bahwa seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran. Hal ini juga mengingatkan kepada kita bahwa hidup bersama dengan orang lain atau bersekutu adalah juga suatu keharusan sebagai wujud panggilan kita sebagai orang Kristen. Tentunya bersekutu tidak hanya dilaksanakan dengan bergabung dalam komunitas yang keyakinan imannya sama dengan kita, melainkan juga dengan bergabung dalam masyarakat luas, dimana Tuhan menempatkan kita untuk menjadi bagian dari ciptaanNya yang lain. Hidup bersama dengan orang lain berarti memelihara kehidupan kita sendiri.

Hidup lebih lama seringkali menjadi bagian doa orang percaya. Namun, bukan berapa lama kita hidup yang menjdai patokan, melainkan kualitas hiduplah yang penting. Kualitas hidup bersama dengan orang lain tentunya juga menjadi penting.

Ilustrasi di atas itulah yang menjadi patokan kami untuk hidup bersama. Kami saling membutuhkan satu sama lain dan kami pun dapat saling menguatkan di saat masing-masing di antara kami sedang lemah. Kebersamaan itulah yang membuat kami menjadi seperti ini. Walaupun hidup tidaklah mudah, tapi kami saling memiliki. Itulah yang terpenting dari semuanya.